Rabu, 23 Desember 2015

Aku dan ASI

Banyak sekali artikel maupun poster yang membahas manfaat ASI untuk bayi dan ibu yang sudah saya baca sebelum memiliki anak. Ternyata yang saya alami tidak seperti apa kata artikel dan poster itu, tapi lebih dari yang mereka bilang. Sungguh manfaat ASI itu luar biasa sama luar biasanya dengan perjuangan yang dialami Ibu menyusui. Ini beberapa manfaat ASI yang telah saya rangkum yang bersumber dari pengalaman pribadi.

1. Berat badan cepat turun
Tidak dipungkiri untuk ibu-ibu hamil berat badannya pasti akan naik drastis kinimal 10kg selama mengandung. Jangan khawatir Mom karena ketika kita menyusui asupan makanan yang dalam tubuh kita akan diolah terbagi dua menjadi energi yang kita pakai dan ASI. Selama bayi kita terus menyusui hal ini akan terus terjadi hingga kita memasuki berat badan normal.

2. Mengecilkan perut
Ketika ibu menyusui, rahim akan berkontraksi, gerakan kontraksi inilah yang membuat perut ibu pasca melahirkan perlahan mengecilkan kembali. Dengan catatan postur perut buncit ibu disebabkan pengembangan karena hamil ya bukan karena lemak ynag menimbun haha. Jadi nggak usah bingung menemukan produk-produk untuk mengembalikan postir tubuh sehabis melahirkan jawabannya adalah menyusui.

3. Makan banyak tapi nggak bikin gemuk
Ini yang paling enak hehe. Porsi makan ibu menyusui bisa tidak masuk akal, ada kalanya sampai 5 kali makan per hari, thats true mom hahaha. Like I said before, makanan yang kita makan diolah menjadi ASI untuk anak kita sehingga kemungkinan untuk jadi lemak itu lebih kecil. Agak gemukan sih tapi nggak gemuk-gemuk amat kok dont worry.

4. Lebih sabar menghadapi cobaan
Saat Anak saya usia 3 bulan, entah kenapa ASI mulai menipis, keluar tapi sedikit sekali. Saya tambah asupan makan dan vitamin untuk memperlancar ASI, Moloco, yang didapat dari resep dokter, biasanya minum sekali ASI langsung banjir tapi ini tidak. Padahal anakku masih masa ASI eksklusif. Pikiran mulai campur aduk, bagaimana jika ASI-ku habis, bagaimana jika aku gagal memberikan ASI eksklusif. Dua hari terlewati dan ASI tak kunjung semakin banyak, aku pun semakin stres. Tiba-tiba teringat sebuh buku tentang ASI yang saya dapat dari dokter spesialis anak dr. Saraswati, seolah Allah memberikan petunjuk. Dalam buku yang ditulis oleh Dr.dr.Inge Wattimena,Msi yang berjudul Air Susu Ibu: Sumber Kehidupan Keluarga, hal 12.

" Buatlah kalimat positif : "Terimakasih Allah, engkau telah memberi anakku setetes susu...bersyukur anakku dapat menghisap puting susuku untuk menggerakkan aliran listrik ke otak...saya yakin susu semakin deras esok...jauhkanlah kami dari godaan yang salah...kuatkanlah niat dan sabarku""

Maka kalimat itu aku ulangi terus dan aku resapi, syukur alhamdulilah esoknya ASIku membanjir. Ternyata ada satu poin yang aku lupa sehingga ASIku sedikit, positif thinking, bahagia.
Sejak saat itu apapun yang sedang aku hadapi seperti anakku tidak mau makan, demam setelah imunisasi, dan cobaan yang lain yang aku hadapi aku selalu berusaha positif thinking karena aku bertekad menyusui hingga dua tahun sebagaimana yang Allah perintahkan.
Sekarang alhamdulilah sudah 9 bulan anakku menyusui, perjalanan masih panjang semoga Allah memudahkan.

5. Lebih tangguh
Karena harus bisa menyusui anak dimanapun dan kapanpun anak butuh, ibu harus berpikir cepat mencari lokasi yang nyaman untuk menyusui.

6. Asupan makanan bergizi
Yang tadinya cuek makan mie instan seminggu bisa lebih dari tiga kali sekarang mulai dikurangi bahkan sudah ber-azzam untuk stop mir instan, demi gizi yang didapat anak dan aku sendiri, semoga bisa istiqomah ya hehe.

7. Kedekatan dengan anak
Dua tahun itu sebenarnya tidak lama. Mendekap bayi mungil di dadamu dengan sesekali dia menatap matamu terkadang tangannya berusaha meraih bibir ibunya sungguh momen itu tidak akan pernah terulang hanya hingga dia berusia dua tahun. Tentu kita tidak ingin melewati moment itu.

8. Cekatan dan disiplin
Karena ada bayi yang harus menyusui setiap saat, ibu harus melakukan segala sesuatunya dengan cepat dan tepat serta menyesuaikan kegiatan dengan jadwal menyusui bayi. Misal jam 8 hingga jam 11 pagi anakku tidur. Selama dua jam saya harus menyelesaikan segala keperluan rumah dan saya sendiri sebelum bayi bangun dan menyusu.

9. Semakin kompak dengan suami
Sering kali saya harus menyusui anak tapi masakan belum matang sehingga suami yang menangani. Hal-hal seperti membuat ayah dan ibu menjadi tim yang kompak dan semakin lama sudah tidak perlu koordinasi lagi, yang satu sudah mem back up pekerjaan yang lainnya.

10. Merubah paradigma sulitnya memberi ASI untuk anak
Ketika masih berjuang ASI eksklusif sering dibilang "ASI-mu nggak cukup itu, itu anakmu nangis terus, ditambah sufor aja". Padahal faktanya bayi memang sering lapar, minum ASI tiap dua jam sekali dan cara dia menyampaikannya dengan menangis.
Memasuki masa MPASI, anak yang sedang belajar makan tidak mau makan, padahal aktifitasnya semakin banyak, alhasil badan bayi nampak lebih langsing. Maka muncullah saran "Ditambah sufor aja, sudah cukup kan kemarin ASI eksklusif, kasian lo bayinya nggak makan". Kalimat ini agaknya seperti masa ASI eksklusif ini masa yg berat untuk bayi karena diberi ASI saja padahal faktanya ASI inilah yang menjaga bayi dari penyakit. Entah apa yang terjadi di masa lampau sehingga sufor sungguh menjadi solusi istimewa bagi ibu-ibu terdahulu, tapi dengan kita teguh dan yakin bahwa kita bisa menyusui ASI dan ketika kita berhasil melewatinya kita telah berhasil membuka mata banyak sanak saudara dan orang-orang terdekat kita bahwa anugrah ASI yang Allah berikan bukanlah mitos semata. Dan pada akhirnya lahir agen-agen baru yang tadinya ragu akan keberhasilan ASI menjadi kebanggaan tersendiri menjadi bagian dari perjuangan ibu menyusui.

Rasanya masih banyaaaak lagi hikmah yang saya dapat dari perjuangan menyusui. Semoga ini bisa menginspirasi ibu, calon ibu, ayah, calon, nenek, kakek, dan seluruh anggota keluarga untuk mendukung ibu menyusui. Karena keberhasilan dalam menyesui sangat membutuhkan dukungan orang-orang sekitar dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi ibu menyusui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar